Popular Posts

Tuesday, March 15, 2011

Pengaruh Motivasi, Komitmen, dan Kompetensi Terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMA di Palembang

1.1. Latar Belakang
Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Yang dimaksud guru pada Undang-Undang tersebut adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada Undang-Undang ini menyebutkan bahwa Guru berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Guru sebagai agen pembelajaran dipandang perlu adanya peningkatan kualitas guru, yaitu guru yang profesional. Menciptakan guru yang profesional mutlak dilakukan secara terus menerus.  Untuk itu, diperlukan wadah yang menampung aspirasi agar guru meningkat profesionalnya. Salah satu wadahnya yaitu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Tujuan diselenggarakan MGMP ialah; Pertama, untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru profesional; Kedua, untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan; Ketiga, untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya; Keempat, untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan; Kelima, saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas bersama-sama; Keenam, mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school reform), khususnya focus classroom reform, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif. 
Salah satu organisasi profesi di kota Palembang yang saat ini masih aktif keberadaannya adalah MGMP Ekonomi SMA Kota Palembang. MGMP ini keberadaannya sudah cukup lama yaitu sekitar tahun 1900-an. Kegiatan yang diselenggarakan MGMP ini mengalami pasang surut. Pada tahun 2000 MGMP ini sempat berjalan kira-kira selama 2 tahunan kemudian vakum, hal ini disebabkan belum adanya regenerasi kepengurusan. Pada tahun 2007 dilakukan revitaliasi oleh para pengawas melalui pengarah yang diselenggarakan di SMKN 6 Palembang. Pada tahun 2009 bulan Mei baru terbentuklah MGMP Ekonomi SMA di Kota Palembang secara de jure, melalui penerbitan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Palembang No. 421.3/169-SK/26.8/PN/2009 tentang Susunan Kepengurusan MGMP Ekonomi SMA/MA Kota Palembang masa bhakti 2009/2011. Dengan diterbitkan surat keputusan ini maka aktifitas guru ekonomi dalam rangka peningkatan kualitas guru berada di organisasi ini.
Melalui wadah ini dapat dideskripsikan permasalahan guru ekonomi SMA di Kota Palembang. Masalah yang dihadapi antara lain berkaitan dengan motivasi guru ekonomi SMA di Palembang. Untuk selanjutnya istilah guru ekonomi SMA di kota Palembang disebutkan sebagai guru ekonomi. Seperti yang diungkapkan oleh Sumatera Ekspres tanggal 23 September 2010, tunjangan beras dan tunjangan makan yang belum dibayar selama 8 bulan ditambah dengan tunjangan hari raya (THR), terdapat sekitar … guru ekonomi yang berstatus PNS belum menerima tunjangan tersebut. Selain itu, ada …  guru ekonomi yang telah mengikuti sertifikasi belum menerima tunjangan profesi pada tahun 2009, yang seharusnya sudah diterima bulan September namun hingga bulan Desember 2010 belum diterima dengan alasan ada kendala administrasi.
Selain itu, ada fenomena dimana guru ekonomi dipenjarakan karena melaksanakan tugasnya sebagai guru di salah satu SMA favorit di Palembang. Guru yang bersangkutan mencoba menertibkan siswanya agar mendengarkan instruksi dari Kepala Sekolah, namun siswa tersebut mengacuhkan perintah guru, maka guru tersebut emosi sehingga sempat memukul siswa yang bersangkutan meskipun tindakan tersebut salah namun tidak melukai apalagi mencinderai siswa. Orang tua siswa tidak terima perlakuan guru tersebut dan melaporkan kepada pihak yang berwajib. Tentunya peristiwa ini membuat guru merasa mendapat perlakuan yang kurang baik atas profesi yang telah dijalankan. Hal ini akan berdampak negatif terhadap profesinya, dalam melaksanakan tugas secara bertanggung jawab.
Kegiatan yang telah dilaksanakan MGMP ekonomi antara lain seminar guru ekonomi yang bertema peranan Bank Indonesia yang diselenggarakan Bank Indonesia bekerja sama dengan MGMP Ekonomi. Peserta yang diundang adalah 200 orang yang hadir 144 orang dengan rincian 93 guru SMA dan 51 adalah peserta dari pegawai diknas, guru SMP dan SMK/MA. Secara persentase guru SMA yang mengikuti seminar hanya 64,58% dan sisanya bukan dari guru SMA. Di lihat dari jumlah sekolah/instansi yang hadir atau yang mewakili ada 41 SMA, jika dipersentasekan dengan jumlah SMA yang ada di Palembang yaitu 33,61%.
Demikian juga kegiatan lain yang dilakukan oleh MGMP ekonomi, seperti workshop peran serta guru ekonomi di kota Palembang cukup memprihatinkan, untuk mencapai tingkat kehadiran 60% sudah cukup baik. Apalagi dituntut untuk mengikuti rapat-rapat internal yang membahas perkembangan organisasi, tidak lebih dari 20% yang hadir. Ketidakhadiran peserta dengan alasan berbagai macam, dari masalah keluarga hingga masalah mengajar di tempat lain dan bahkan ada yang melakukan bisnis lain.
Tentunya kondisi ini cukup memprihatinkan, bagaimana guru ekonomi SMA di Palembang mampu mengoptimalkan keprofesionalnya? Hal ini akan berdampak terhadap penyerapan guru terhadap inovasi pengajaran, update pengetahuan kekinian, dan melalukan tukar pendapat tentang pengajaran.
Demikian juga pembinaan siswa yang mengikuti lomba olimpiade ekonomi yang diselenggarakan oleh Diknas kota Palembang pada tahun 2009. Dari  60 siswa yang ikut serta hanya 26 sekolah yang ikut serta, artinya ada 26 guru yang mampu membimbing siswa mengikuti lomba tersebut, selebihnya tidak mampu membimbing siswa dengan alasan materi ekonomi terlalu berat, tidak punya waktu untuk membimbing karena mengajar tempat lain atau ada pekerjaan lain, dan alasan yang paling lemah adalah malas. Demikian juga lomba-lomba lain seperti debat mengenai APBN cerdas cermat, gambarannya tidak jauh beda.
Berkaitan dengan komitmen guru terhadap pekerjaan/profesi sebagai pendidik, selayaknya bangga menjadi guru. Bangga karena mengajar di SMA dia bekerja, bangga karena mampu mengantarkan peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi, bangga mampu menunjukkan eksistensinya kepada rekan sejawat di sekolah lain, seperti mengikuti lomba guru berprestasi. Pada kenyataannya di tahun 2005, 2006, dan 2007 dari 20 guru peserta lomba guru berprestasi hanya ada 1 guru ekonomi menjadi peserta, itupun hanya menduduki peringkat 6. Pada tahun 2008, 2009, dan 2010 tak ada satupun guru ekonomi yang mengikuti menjadi peserta lomba guru berprestasi. Oleh karena itu, diduga kuat bahwa guru ekonomi belum memiliki komitmen yang kuat terhadap profesinya.
Dalam penilaian guru berprestasi, aspek penilaian berkaitan dengan kompetensi guru, yaitu berkaitan dengan tugas mengajar, mendidik, melatih, dan mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Bagaimana guru melakukan persiapan pembelajaran, bagaimana menyajikan, bagaimana mengevaluasi pembelajaran? Kompetensi keprofesionalan berkaitan tentang keilmuan bidang ekonomi dan akuntansi. Kompetensi sosial berkaitan dengan penilaian terhadap keterlibatan guru dalam organisasi masyarakat ataupun organisasi profesi seperti MGMP. Dari petunjuk dan data di atas menunjukkan ada dugaan kuat bahwa guru ekonomi sangat minim terhadap kompetensi ini.
Kinerja guru saat ini yang dapat diukur secara data statistik adalah perolahan hasil siswa dalam ujian nasional. Hasil ujian nasional pada tahun 2009 menunjukkan bahwa peringkat perolehan nilai antar kabupaten/kota di Sumatera Selatan pada kelompok IPS, yang terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Hasil perolehan ujian nasional secara rerata untuk provinsi Sumatera Selata adalah 7,50. Hasil perolehan per kabupaten dan kota se-Sumatera Selatan  dapat dilihat Tabel 1 berikut ini.
TABEL 1
RERATA NILAI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN KELOMPOK IPS
YANG DIUJI-NASIONALKAN PADA PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2009

Peringkat
Kabupaten/kota
Rerata
1
Ogan Ilir
7,82
2
Ogan Komering Ilir
7,76
3
Prabumulih
7,76
4
Palembang
7,73
5
Musi Banyuasin
7,67
6
Lubuk Linggau
7,67
7
Muara Enim
7,55
Sumber data: Pusat Penilaian Badan Nasional Standar Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2009
Hasil  rerata nilai ujian nasional untuk mata pelajaran ekonomi di kabupaten/kota untuk Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
TABEL 2
RERATA NILAI MATA PELAJARAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA
PADA PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2009

Peringkat
Kabupaten/kota
Rerata
1
Ogan Komering Ilir
7,85
2
Ogan Ilir
7,67
3
Palembang
7,6
4
Muara Enim
7,52
5
Ogan Komering Ulu Timur
7,5
6
Pagar Alam
7,45
Sumber data: Pusat Penilaian Badan Nasional Standar Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2009

Rerata nilai ekonomi pada Ujian Nasional  untuk provinsi Sumatera Selatan 7,41.
Dilihat dari perolehan nilai ujian nasional baik secara kelompok maupun mata pelajaran ekonomi, menunjukkan hasil kinerja guru IPS secara umum dan guru ekonomi secara khusus kota Palembang menunjukkan kurang membanggakan. Hal ini disebabkan kota Palembang sebagai barometer kualitas sumber daya manusia pada provinsi Sumatera Selatan. Dari analisis data tersebut kinerja guru ekonomi tidak sebaik dengan kabupaten/kota lain di provinsi Sumatera Selatan, apalagi dibandingkan kinerja guru di kabupaten yang baru berdiri seperti Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ulu Timur. Hal ini dapat diduga bahwa kompetensi guru, dalam hal penyajian materi dan penguasaan materi masih kurang, komitmen guru terhadap tugas masih kurang, dan motivasi untuk berinovasi masih kurang sehingga berpengaruh terhadap kinerja guru. Dari deskripsi di atas, peneliti berupaya mengungkapkan variabel-variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja guru ekonomi SMA di Palembang
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Motivasi, komitmen, dan kompetensi seorang guru sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1)       Seberapa besar pengaruh motivasi, komitmen, dan kompetensi terhadap kinerja guru ekonomi SMA di Palembang secara parsial dan simultan?
2)       Variabel mana yang sangat berpengaruh terhadap kinerja guru ekonomi SMA di Palembang?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1)       Untuk mengetahui  dan menganalisis besarnya pengaruh motivasi, komitmen, dan kompetensi secara parsial terhadap kinerja guru ekonomi SMA di Palembang
2)       Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh motivasi, komitmen, dan kompetensi secara simultan terhadap kinerja guru ekonomi SMA di Palembang.
3)       Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang sangat dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru ekonomi.

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru, sehingga hal dapat dijadikan acuan bagi akademisi dalam melakukan penelitian berikutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis
1)      Bagi Praktisi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru, sehingga hal yang telah dilakukan selama ini tepat sasaran atau tidak.
Bagi Praktisi, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi empiris kepada pengelola pendidikan khususnya di tingkat pendidikan dasar dan menengah di kota Palembang